18 Juli 2024

Dusun Jomblang Sambi

Sejarah Dusun Jomblang Sambi terletak paling jauh dari pusat desa Klumutan, di tengah hutan yang terpisah dari dukuh lainnya. Saat pembukaan lahan, ditemukan dua kubangan besar yang dikelilingi pohon kesambi. Wilayah ini dinamai Jomblang Kesambi, dari kata “jomblang” yang berarti kubangan dan “kesambi” dari nama pohon. Untuk mempersingkat, wilayah ini dikenal sebagai dusun Jomblang Sambi. Penduduknya bergantung pada pertanian dan hasil hutan, menjadi pengelola lahan hutan atau pesanggem dengan sistem tanam tadah hujan. Peternakan sapi dan kambing juga menjadi penopang utama ekonomi masyarakat Jomblang Sambi.

Dusun Jomblang Sambi Read More »

Dusun Sumberan

Sejarah Pengembangan wilayah dari Pranti meluas ke barat daya, di mana ditemukan sumber mata air besar dan jernih yang digunakan oleh para pembuka lahan. Wilayah ini kemudian dinamai Sumberan, dari istilah sumber air yang selalu mengalir. Mayoritas penduduknya bertani dan berwirausaha, dengan pertanian yang lebih menonjol karena kedekatan dengan sumber air.

Dusun Sumberan Read More »

Dusun Bruwok

Sejarah Pembukaan lahan di wilayah Bruwok dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Wilayah ini terletak di selatan sungai. Nama Bruwok diberikan oleh Mbah Tumpak, seorang penduduk setempat yang menemukan tembakau yang hilang dan rusak di atas batu besar yang disebut batu Gilang. Dalam bahasa Jawa, tembakau yang rusak tersebut tampak seperti “rewok-rewok,” sehingga wilayah ini dinamai Bruwok. Dusun Bruwok sangat cocok untuk bertani karena dekat dengan aliran sungai. Penduduknya mengandalkan pertanian dan usaha berbasis lauk-pauk, khususnya pengelolaan tempe dan tahu. Usaha ini sudah terkenal hingga tingkat kabupaten dan menjadi andalan ekonomi desa.

Dusun Bruwok Read More »

Dusun Bangkle

Sejarah Setelah pembukaan lahan di Pranti oleh Mbah Branti, pertumbuhan penduduk mendorong pembukaan lahan baru di sebelah selatan Pranti. Di wilayah baru ini, banyak ditemukan tanaman bangle, sejenis tanaman obat. Oleh karena itu, wilayah ini dinamai Bangkle dan kemudian dikenal sebagai dusun Bangkle. Selama hampir dua abad, masyarakat dusun Bangkle fokus pada pertanian dan wirausaha. Tanaman bangle yang berkhasiat untuk obat-obatan dimanfaatkan untuk ramuan jamu dan bumbu masak. Dengan posisinya yang strategis di tengah desa, dusun Bangkle menjadi pusat perekonomian, dibuktikan dengan adanya pasar desa di wilayah ini yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

Dusun Bangkle Read More »

Dusun Pranti

Sejarah Dusun Pranti merupakan wilayah pertama yang dibuka di daerah Madiun Timur. Pembukaan lahan ini dimulai oleh seorang prajurit dari Perang Diponegoro bernama Mbah Branti, yang melarikan diri setelah Pangeran Diponegoro dan Panglima Perang Sentot Alibasah Prawirodiredjo ditangkap oleh Belanda. Untuk menghindari pengejaran pasukan Belanda, Mbah Branti membuka lahan di dekat sungai agar memiliki akses ke sumber air. Kabar pembukaan lahan oleh Mbah Branti menarik pasukan Diponegoro lainnya yang juga sedang dalam pelarian. Mereka bergabung dan membuka lahan di sekitar Mbah Branti, membentuk kelompok masyarakat yang menetap di wilayah tersebut. Nama Pranti dipilih berdasarkan nama Mbah Branti sebagai penghormatan kepada pembuka lahan pertama. Seiring perkembangan pemerintahan di Indonesia, wilayah ini kemudian dikenal sebagai Dusun Pranti. Dengan mayoritas penduduk yang bertani dan beternak, Dusun Pranti mengalami perkembangan pesat selama hampir dua abad, dengan populasi sekitar 1500 orang dan ekonomi yang berorientasi pada usaha dan pertanian, seperti mebel, produksi tahu, tempe, dan roti.

Dusun Pranti Read More »