Sejarah
Pembukaan lahan di wilayah Bruwok dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Wilayah ini terletak di selatan sungai. Nama Bruwok diberikan oleh Mbah Tumpak, seorang penduduk setempat yang menemukan tembakau yang hilang dan rusak di atas batu besar yang disebut batu Gilang. Dalam bahasa Jawa, tembakau yang rusak tersebut tampak seperti “rewok-rewok,” sehingga wilayah ini dinamai Bruwok.
Dusun Bruwok sangat cocok untuk bertani karena dekat dengan aliran sungai. Penduduknya mengandalkan pertanian dan usaha berbasis lauk-pauk, khususnya pengelolaan tempe dan tahu. Usaha ini sudah terkenal hingga tingkat kabupaten dan menjadi andalan ekonomi desa.